GEOLISTRIK
|
||||||
![]() |
1.1. LATAR BELAKANG
Secara umum proses terbentuknya air tanah dikarenakan
peresapan air permukaan kedalam tanah. Pada prosesnya material batuan penyusun
lapisan tanah dipengaruhi oleh bentuk atau ukuran butir, susunan butir,
pemadatan dan sementasi. Air permukaan yang telah mengalami peresapan kedalam
tanah, akan bergerak bebas mengisi pori – pori dan celah – celah dari butiran
batuan tersebut.
Penyebaran air tanah tidak hanya terdeskripsikan secara
vertical, untuk mengetahui secara horizontal dapat diketahui melalui penyebaran
formasi geologi yang bertindak sebagai akuifer. Akuifer merupakan lapisan
batuan yang dapat bertindak sebagai pembawa air (permeable) yaitu batuan yang mempunyai susunan butiran sedemikian
rupa sehingga dapat mengalirkan air. Sebaliknya lapisan kedap air (Impermeable) atau akuiclud adalah batuan
yang dapat menyimpan air tanah tetapi tidak dapat mengalirkan dalam jumlah yang
berarti. Sedangkan lapisan batuan yang tidak dapat
menyimpan dan mengalirkan air disebut akuifug. Kondisi lapisan akuifer
dipengaruhi oleh sifat batuan terutama tingkat porositas dan tingkat
permeabilitas.
Kita ketahui bersama air merupakan kebutuhan yang paling
utama bagi kehidupan manusia, baik untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian,
perternakan, dan juga perindrustrian. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan
perkembangan pembangunan, kebutuhan akan air juga semakin meningkat, sedangkan
ketersediaanya sangat terbatas.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka untuk mengetahui
kondisi geologi dan hidrogeologi perlu dilakukan suatu kajian studi dengan
menggunakan suatu metoda yang dapat mempelajari kondisi lapisan batuan,
meliputi jenis dan sifat batuan serta penyebaranya. Metoda yang digunakan
disini ialah metoda pendugaan geolistrik.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Pendugaan geolistrik bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai penyebaran lapisan batuan serta menginformasikan keberadaan lapisan
batuan yang berfungsi sebagai akuifer (lapisan pembawa air), dimana hasil
pendugaan geolistrik ini akan memberikan gambaran umum mengenai kondisi lapisan
batuan dibawah permukaan tanah seperti ketebalan, kedalaman, serta penyebaran
lapisan batuan sehingga nantinya akan membantu perencanaan dalam pembuatan
sarana air bersih di lokasi penyelidikan.
1.3. WAKTU DAN LOKASI
PENYELIDIKAN
Pendugaan geolistrik dilaksanakan pada tanggal 8 September
2017 di lokasi Diperuntukan Proyek Gedung Administrasi Niaga Politeknik
Bandung, Yang dilaksanakan PT. AMHA, Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga,
Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, dengan menghasilkan 3 (tiga)
titik duga geolistrik.
1.4 PERALATAN PENYELIDIKAN
Adapun peralatan
yang digunakan merupakan seperangkat alat geolistrik buatan lokal yang terdiri
dari :
·
Resistivitimeter GEORES DRD 300 HF.
·
2 (dua) buah elektroda arus.
·
2 (dua) buah elektroda potensial.
·
2 (dua) buah kabel arus @ 300 meter.
·
2 (dua) buah kabel potensial @ 50 meter.
·
3 (tiga) buah palu
·
GPS
·
Radio (HandyTalky)
·
Accu
·
Kalkulator dan alat – alat tulis.
Komentar
Posting Komentar