LANJUTAN GEOLISTRIK






 


2.1       GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
            Secara vertikal maupun lateral, satuan batuan yang menyusun daerah ini adalah:

Endapan volkanik muda terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal. Kelulusan tinggi hingga sedang; berkelulusan tinggi terutama pada endapan lahar dan aliran lava vesikuler.


2.2       HIDROGEOLOGI
Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air tanah daerah penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di sekitar daerah ini. Kondisi hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer tertentu.
Hasil pengamatan hidrologi setempat, termasuk ke dalam sistem akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir. Akuifer produktif, dengan penyebaran luas.
(Akuifer dengan keterusan sedang; muka airtanah atau inggi pisometri airtanah dekat atau diatas muka tanah debit sumur umumnya 5 sampai 10 l/d).

2.3       SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi merupakan salah satu faktor penting dalam proses terjadinya air tanah, siklus hidrologi ini meliputi proses evaporasi/evapotransporasi dan kondensasi.


2.2       KUALITAS AIR TANAH
Air (H2O) dialam ini tidak selalu murni, bahkan air hujanpun tidaklah murni seperti anggapan masa lalu. Pada saat ini air permukaan dan air bawah tanah banyak mengandung unsur - unsur gas dan  zat – zat  padat yang terlarut. Kualitas dan kuantitas dari unsur tersebut tergantung kepada faktor alam (geologi) dan faktor lingkungan (Kegiatan Manusia) yang secara bertahap mengalami perubahan sebagai akibat dari reaksi hubungan air dengan unsur tersebut.

Dalam penentuan kualitas air untuk berbagai keperluan, seperti air minum, industri dan pertanian maka kualitas air tersebut harus diuji (tes) terlebih dahulu. Pada umumnya pengujian kualitas air meliputi unsur kimia, fisika, biologi dan radiology. Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan ketentuan/standar yang berlaku sesuai dengan kebutuhan, karena ada kalanya air yang memenuhi syarat untuk air minum tidak sama dengan syarat untuk air tambak dan sebagainya.
 
3.1    TEORI DASAR
            Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik, dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah (Direct Current) dialirkan ke dalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial antara kedua elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima (receiver) dalam satuan miliVolt.
Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan menggunakan susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda potensial MN selalu ditempatkan diantara 2

Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada jarak-jarak tertentu dengan syarat bahwa jarak MN/2 ³ 1/5 jarak AB/2.

Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran, maka Hukum Ohm yang digunakan sebagai dasar setiap penyelidikan geolistrik dalam memperoleh harga tahanan jenis semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh harga tahanan jenis semu dapat ditulis sebagai berikut :
                        ρa=

dapat ditulis juga sebagai :
            ρa =       
dimana :
r a       = Tahanan jenis semu
K          = Konstanta faktor geometrik,
(K = p.{ (AB/2)2 - (MN/2)2 }/MN)
DV        = Beda potensial yang diukur (volt)
I           = Besar arus yang digunakan (Ampere)
AB       = Jarak elektroda arus AB (meter)
MN      = Jarak elektroda potensial MN (meter)
buah elektroda arus (Gambar 3).  

3.2       ALIRAN ARUS LISTRIK PADA LAPISAN BUMI MEDIUM HOMOGEN ISOTROPIS
Jika sebuah titik elektroda arus yang mengalir (C1) terletak pada permukaan medium homogen isotropis, maka arus tersebut akan tersebar ke segala arah dengan sama besar. Arus yang mengalir akan menimbulkan medan equipotensial dan medan equipotensial tersebut memiliki jarak r (gambar 4)
Karena harga konduktivitas udara adalah nol, maka ketika arus mengalir di bawah permukaan maka akan menimbulkan medan equipotensial berupa luas keliling setengah bola. Maka arus tunggal yang mengalir pada permukaan medium homogen isotropis adalah:

Komentar